Sunday, November 13, 2016

Resensi novel “PUDARNYA PESONA CLEOPATRA”

Judul                            :   Pudarnya Pesona Cleopatra                        
      Pengarang                    :   Habiburrahman El Shirazy
      Penerbit                       :   Republika
Tahun terbit                 :   2005
Tebal                            :   111 halaman

Novel ini bercerita tentang seorang lelaki yang dijodohkan sejak kecil bahkan saat masih dalam kandungan oleh Ibunya. Dia akan dijodohkan dengan seorang gadis yang tidak ia kenal bahkan belum pernah ia lihat. Namun ia tidak tega menolak permintaan sang Ibu yang sangat ia cintai dan ia tidak ingin menjadi anak durhaka. 
Akhirnya dia menerima untu menikah dengan gadis pilihan Ibunya. Padahal didalam hati , ia menginginkan istri yang dia dambakan selama ini yaitu titisan cleopatra gadis – gadis mesir yang cantik , tinggi semampai, berwajah putih, denga hidung melengkung indah. Namun, semua harapan dan keinginannya pun pupus kerena akhirnya ia menikah dengan gadis pilihan Ibunya yaitu Raihana.
Setelah menikah dengan Raihana, dia tidak pernah bisa mencintai Raihana malahan ia membuat hati Raihana sakit dan kecewa. Hari demi hari, bulan berganti bulan sikapnya tidak berubah terhadap Raihana hingga akhirnya Raihana hamil , dan selama itu pula ia tidak pernah memperhatikan Raihana sedikitpun. Sehigga, setelah hamil enam bulan Raihana memutuskan untuk tinggal bersama Ibunya.

Selama Raihana dirumah Ibunya, dia tidak pernah dijeguk atau dicari oleh suaminya. Hingga kehamilan Raihana menginjak delapan bulan, baru suaminya sadar bahwa Raihana adalah perempuan terbaik untuk dirinya, namun saaat dia ingin minta maaf dan mencari istrinya ternyata tuhan berkehendak lain, istri dan anak yang masih didalam kandungan meninggal dunia seminggu sebelum dia sempat meminta maaf kepada istrinya.

Novel ini memiliki jalan ceritanya begitu menarik sehingga membuat pembaca penasaran dan ingin terus membacanya sampai tuntas. Dari segi penggunaan bahasa sangat rapih, singkat, padat, dan jelas sehingga mudah dimengerti. Novel ini memiliki cerita yang sederhana namun meninggalkan kesan yang dalam. Penulis dapat membawa pembaca seperti memerankan tokoh tersebut. Meskipun bertemakan Cinta tapi tidak vulgar, sehingga novel ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan.

Dalam novel ini tidak dijelaskan siapa nama tokoh utamanya, sehingga membuat pembaca penasaran dan menambah kesan gantung. Novel ini memuat terlalu sedikit dialog antar tokoh, yang terkadang membuat bosan karena hanya tokoh aku saja yang terus bercerita. Kurang mendetailnya isi cerita dalam novel ini juga membuat pembaca tidak dapat benar-benar menghayati isi novel tersebut.

Novel ini mengingatkan kita bahwa penyesalan itu selalu datang di akhir masalah, oleh karena itu bersyukurlah apa yang Allah anugerahkan pada kita dan kecantikkan bukan dari segalanya.Ketaqwaan pada Maha Penciptalah yang dapat mengabadikan Hidup ini. Novel ini bagus untuk mengisi waktu luang dan untuk sedikit memuhasabah diri. Apalagi novel ini sangat cocok “Untuk mereka yang menganggap kecantikan adalah segalanya.”