Friday, February 5, 2016

Saat Terindah


  

    Tahun ajaran baru dimulai, akupun mendaftarkan diri kesebuah SMA yang cukup terkenal di kota ku. Aku berangkat kesekolah dengan sepeda bersama ketiga sahabatku, salsa, nadya, dan aryanti. Setiba di sekolah bel masuk langsung berbunyi, dengan langkah terburu-buru aku menuju kekelas dan tiba-tiba di aku pun tabrakan dengan 4 orang cowok yang sepertinya kakak kelas ku di sekolah ini.
“Jalan pake mata dong” ujar salah satu dari mereka sambil mengusap-ngusap bajunya.
Karena aku menganggap mereka yang menabrak ku, aku pun langsung spanning
“Seharusnya kalian yang pake mata, udah kalian yang nabrak juga” jawabku.
“Berani ya cewe yang enggak jelas kayak lu ngelawan geng yang paling kece seantero sekolah”
“Huek,  kalian tuh yang enggak jelas. Sok kece lagi”
“Apa lu bilang?”
“Cowo-cowo sok kece” jawabku sambil beranjak pergi.

Keesokan harinya
Kami di ospek oleh kakak-kakak kelas. Dan ternyata geng sok kece itu bener-bener tenar di sekolah ini, dan mereka ikut bertugas untuk mengospek adik-adik kelas aku pun langsung kepikiran gimana kalau mereka masih ingat kejadian kemarin.
“Mati aja gua” ujarku
“Siapa yang mati?” jawab nadya “Elu? Kan lu masih hidup sya. Pengen cepat-cepat mati?”
“Yaelah nad, bisa ngk oon lu disimpan buat nanti aja” ujar salsa
“Udah enggak usah dibahas nanti malah kena hukuman” lanjutku
Akupun enggak sadar kalau geng sok kece itu ngeliat aku ngobrol.
“Yang barusan ngobrol” ujar mereka sambil menatap kearah ku “Siapa nama lu?”
“Maisya kamila” jawab ku ragu
“Sekarang lu lari keliling lapangan 5x”

WTF, keliling lapangan sebanyak 5x bisa tinggal tulang badan aku. Akupun langsung berlari keliling lapangan, kampretnya semua anak-anak lainnya di bubarin oleh mereka, tinggal lah aku yang kaya gasing di tengah lapangan.
Setelah 5x putaran akupun beristirahat di sebuah kursi, lalu seorang dari geng sok kece menghampiri ku.
“Capek ya?” tanyanya gaje
“Yaiyalah, ngk liat sampe kurus gini?” jawabku ngasal
“Hahah, masih gemuk kok”
Aku menatapnya dengan tatapan sinis, dan mematikan. Dan anehnya kenapa dia ngk mati-mati.
“Nih minum, biar cepat kurus” ujarnya sambil menyodorkan sebotol air mineral. Pelit amat ya, padahal dia anak orang kaya loh.
“Ogah ah, ntar lu racunin lagi. Apalagi lu satu geng ama cowok-cowok songong tuh”
“Ngk mungkin lah gua ngeracunin lu, palingan gua tambahin suplemen penghilang nafsu makan”
“Beneran ni suplemen penghilang nafsu makan? Gua minum lah”
Dia mengangguk, akupun meminum air yang dia berikan. Tapi kok rasanya biasa aja, dia ngebohongin gua pasti.
“Kenapa suplemen nya ngk terasa? Lu boongin gua ya?”
Dia shock, wajahnya memutih. Seputih warna cat yang ada di dinding kantin sekolah kami.
Krik..krik
“Oh ya nama gua Arif ” ujarnya mendiamkan jangkrik yang sedang asik bernyanyi “Nama lu Maisya kan?”
“Iya”
Dia pun memperkenalkan anggota geng sok kece itu padahal aku sama sekali enggak nanya dan apalagi kepo.
“Yang hidungnya agak mancung dan putih namanya lana, yang pendek agak hitam namanya putra, dan yang tinggi, putih itu namanya Ahmad, dia ketua di geng kami. anak orang kaya loh, ayahnya direktur di sebuah perusahaan”
Akupun hanya ber-ohh dan menanggapinya acuh tak acuh.

Tak lama kemudian datanglah ketiga temanku
“Kita cariin kemana-mana ternyata malah nongkrong disini” gerutu aryanti
“Siapa tuh sya? Gebetan baru ya? Ternyata selera lu kelas atas juga” cerocos nadya.
“Enak aja” jawab ku “Kenalin ini Arif kakak leting kita, dan bukan gebetan gua”
“Wah ganteng banget ya” jawab Nadya
“ Lumayan” ujar salsa yang dari tadi Cuma diam ngeliat kelakuan sahabatnya itu.
“Hai rif, nama gua Nadya. Ini salsa dan ini Aryanti salam kenal ya” ujar nadya  yang mulai sableng.



0 comments:

Post a Comment