Tahun ajaran baru dimulai, akupun mendaftarkan diri kesebuah SMA yang cukup terkenal di kota ku. Aku berangkat kesekolah dengan sepeda bersama ketiga sahabatku, salsa, nadya, dan aryanti. Setiba di sekolah bel masuk langsung berbunyi, dengan langkah terburu-buru aku menuju kekelas dan tiba-tiba di aku pun tabrakan dengan 4 orang cowok yang sepertinya kakak kelas ku di sekolah ini.
“Jalan pake
mata dong” ujar salah satu dari mereka sambil mengusap-ngusap bajunya.
Karena aku
menganggap mereka yang menabrak ku, aku pun langsung spanning
“Seharusnya
kalian yang pake mata, udah kalian yang nabrak juga” jawabku.
“Berani ya
cewe yang enggak jelas kayak lu ngelawan geng yang paling kece seantero
sekolah”
“Huek, kalian tuh yang enggak jelas. Sok kece lagi”
“Apa lu
bilang?”
“Cowo-cowo
sok kece” jawabku sambil beranjak pergi.
Keesokan
harinya
Kami di
ospek oleh kakak-kakak kelas. Dan ternyata geng sok kece itu bener-bener tenar
di sekolah ini, dan mereka ikut bertugas untuk mengospek adik-adik kelas aku
pun langsung kepikiran gimana kalau mereka masih ingat kejadian kemarin.
“Mati aja
gua” ujarku
“Siapa yang
mati?” jawab nadya “Elu? Kan lu masih hidup sya. Pengen cepat-cepat mati?”
“Yaelah nad,
bisa ngk oon lu disimpan buat nanti aja” ujar salsa
“Udah enggak
usah dibahas nanti malah kena hukuman” lanjutku
Akupun
enggak sadar kalau geng sok kece itu ngeliat aku ngobrol.
“Yang
barusan ngobrol” ujar mereka sambil menatap kearah ku “Siapa nama lu?”
“Maisya
kamila” jawab ku ragu
“Sekarang lu
lari keliling lapangan 5x”
WTF,
keliling lapangan sebanyak 5x bisa tinggal tulang badan aku. Akupun langsung
berlari keliling lapangan, kampretnya semua anak-anak lainnya di bubarin oleh
mereka, tinggal lah aku yang kaya gasing di tengah lapangan.
Setelah 5x
putaran akupun beristirahat di sebuah kursi, lalu seorang dari geng sok kece
menghampiri ku.
“Capek ya?”
tanyanya gaje
“Yaiyalah,
ngk liat sampe kurus gini?” jawabku ngasal
“Hahah,
masih gemuk kok”
Aku
menatapnya dengan tatapan sinis, dan mematikan. Dan anehnya kenapa dia ngk mati-mati.
“Nih minum,
biar cepat kurus” ujarnya sambil menyodorkan sebotol air mineral. Pelit amat
ya, padahal dia anak orang kaya loh.
“Ogah ah,
ntar lu racunin lagi. Apalagi lu satu geng ama cowok-cowok songong tuh”
“Ngk mungkin
lah gua ngeracunin lu, palingan gua tambahin suplemen penghilang nafsu makan”
“Beneran ni
suplemen penghilang nafsu makan? Gua minum lah”
Dia
mengangguk, akupun meminum air yang dia berikan. Tapi kok rasanya biasa aja,
dia ngebohongin gua pasti.
“Kenapa
suplemen nya ngk terasa? Lu boongin gua ya?”
Dia shock,
wajahnya memutih. Seputih warna cat yang ada di dinding kantin sekolah kami.
Krik..krik
“Oh ya nama
gua Arif ” ujarnya mendiamkan jangkrik yang sedang asik bernyanyi “Nama lu
Maisya kan?”
“Iya”
Dia pun
memperkenalkan anggota geng sok kece itu padahal aku sama sekali enggak nanya
dan apalagi kepo.
“Yang
hidungnya agak mancung dan putih namanya lana, yang pendek agak hitam namanya
putra, dan yang tinggi, putih itu namanya Ahmad, dia ketua di geng kami. anak
orang kaya loh, ayahnya direktur di sebuah perusahaan”
Akupun hanya
ber-ohh dan menanggapinya acuh tak acuh.
Tak lama kemudian
datanglah ketiga temanku
“Kita cariin
kemana-mana ternyata malah nongkrong disini” gerutu aryanti
“Siapa tuh
sya? Gebetan baru ya? Ternyata selera lu kelas atas juga” cerocos nadya.
“Enak aja”
jawab ku “Kenalin ini Arif kakak leting kita, dan bukan gebetan gua”
“Wah ganteng
banget ya” jawab Nadya
“ Lumayan”
ujar salsa yang dari tadi Cuma diam ngeliat kelakuan sahabatnya itu.
“Hai rif,
nama gua Nadya. Ini salsa dan ini Aryanti salam kenal ya” ujar nadya yang mulai sableng.
0 comments:
Post a Comment