Saturday, August 20, 2016

Something Doubt


Aku sedang berjalan menuju kekelas ku, saat akan menaiki anak tangga tanpa sengaja aku melihat kantin sekolah ku rusak, sepertinya habis terkena kebakaran. Mungkin hari minggu kemarin kejadiannya, entahlah. Akupun segera melanjutkan perjalananku menuju ke kelas.

“Anika” teriak ku dari kejauhan sambil memeluknya yang sedang berdiri di koridor, namun dia tak bereaksi apapun. Akupun memukul-mukul pundaknya namun tak ada reaksi apapun yang kudapat darinya. Yasudahlah mungkin dia lagi males ngomong.
Aku langsung duduk di bangku ku teman-teman yang ada di kelas pun tak ada yang merespon kehadiran ku. Hingga jam pelajaran dimulai tak ada seorangpun yang mengajak ku untuk mengobrol.
“Orang-orang pada kenapa sih, aneh banget” gumanku sambil uring-uringan di koridor.
Tiba-tiba Reno lewat di hadapanku, tapi sama aja kaya yang lainnya jangankan menyapa noleh aja enggak. “Yaudahlah, bodoamat. Ngk ada yang mau ngomong sama akupun enggak masalah” gerutuku.
Tiba-tiba reno masuk ke kelas ku, mungkin ada sesuatu yang perlu.
Keesokan harinya
Kejadian yang kemarin terulang kembali, tapi bodo amatlah
Tiba-tiba teman sebangkuku duduk sampingku. Dan menatap kearah kursi ku, teman-teman yang lainpun datang menghampirinya.
“Udahlah, la. Do’ain aja mudah-mudahan dia cepat sembuh, kan ngk bagus juga kalau lu sedih mulu”
“Enggak sedih gimana? kami barengan disana tapi kenapa yang parah Cuma dia doang, kenapa gua enggak?” jawab nila sambil menangis
Aku pun semakin bingung dengan ke anehan ini, tapi tiap aku bertanya semuanya mengacuhkan ku. Apa aku enggak dianggap lagi di kelas ini.
“Emang beneran ya, Tiara lagi koma?. Lu udah jenguk?” tanya salah satu dari mereka

What? Koma? Tiara? Itu kan aku, tapi kenapa aku ada disini, apa ngk ada satu orangpun yang bisa ngeliat aku. Akupun semakin frustasi, hingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan membuntuti ayahku hingga sampai kerumah sakit.
Memang benar, tubuhku sedang koma di sebuah ruangan ICU rumah sakit ini.
“Jadi kalau koma, aku jadi setan gentayangan gitu? Trus aku harus ngapain? Masa harus ikutan ngegoda manusia, ngk,ngk,ngk aku ngk mau”
Kulihat ibuku sedang duduk disamping tubuhku sambil membacakan Ayat Al-Qur’an, aku menutup mataku. Berusaha kembali ketubuhku, tapi tak berhasil.
“Ya Allah, gimana ini”
Beberapa saat kemudian Reno masuk keruangan tempat ku dirawat, lalu juga ikut membacakanku Ayat Al-qur’an. Ya, Reno adalah sahabatku dari kecil orang tua ku pun sudah kenal dekat dengannya. Hari ini akhirnya kuputuskan untuk membuntutinya, kan lumayan dari pada enggak ada kerjaan pikirku.
 Sesampai dirumahnya diapun langsung merebahkan diri sambil menangis, baru kali ini aku ngeliat dia nangis. Biasanya juga sok kuat, tapi kali ini aku tak bisa berbuat apa-apa aku hanya bisa melihatnya yang terus menelungkupkan wajahnya diatas bantal.
Tak lama kemudian dia berwudhu dan membaca Al-qur’an, aku hanya bisa terpana seperti biasanya saat mendengarnya membaca Al-qur’an, merdu sekali. Kemudian dia kembali berbaring sambil terus memutar lagu UNIC- Di atas Nama Cinta sampai aku bosan mendengarnya, akupun geram dan mematikan MP3 nya.
“Lah kok mati” ujarnya kebingungan, akupun ketawa ngakak.
Diapun menghidupkannya lagi, aku juga iseng mematikannya lagi. Hingga dia bergidik ngeri dan keluar dari kamar.
Malam harinya, akupun masih dirumahnya.
“Haelah, Prnya banyak banget lagi. Besok dah aku kerjain disekolah” ujarnya sambil langsung loncat ketempat tidur.
Emang gini kebiasaan si Reno suka nunda-nunda kerjaan, setelah dia tidur akupun langsung mengerjakan PR-nya, maklum jadi hantu ngk ada kerjaan gini dah jadinya.
Paginya diapun kebingungan, siapa yang udh nyiapin PR-nya
“Mulai ngk beres ni rumah” ujarnya “Tapi kayanya gua kenal sama ni tulisan”
O.o mampus aku kalau ketauan
“Halah, bodo ah yang penting PR-nya udh siap, muahahaha” ujarnya lagi sambil tertawa sendiri. Ngeri juga lama-lama.
Beberapa hari berikutnya aku terus mengikutinya, mengerjakan tugasnya yang malas iya kerjakan. Yah itung-itung ngejailin dia dah. Hingga suatu hari sebuah rahasia kebongkar, duarr.
Reno sedang duduk dibangku taman, pastinya aku ada disampingnya. Tiba-tiba teman sekolahnya datang menghampirinya entah mereka udah janjian atau apa aku enggak tau.
“Aku enggak kuat lagi lan” ujarnya pada temannya itu, Lana.
“Sabar aja, nanti dia juga bakal bangun kok”
“Tapi ini udah hampir sebulan, aku ngk sanggup lagi ngeliat dia gini. Kenapa enggak aku aja yang koma”
Maksud si Reno apasih, kenapa sikap dia jadi gitu. Enggak tau dosa apa.
“Aku tau lu khawatir banget sama sahabat lu itu tapi lu juga ngk boleh bersikap kaya gitu ren, ngk baik tau ngk. Mending lu berdo’a mohon sama Allah supaya dia cepat sembuh”
“Aku sayang sama dia lan, aku cinta sama dia”
Aku terkejut setengah mati, lana tampaknya juga sedikit terkejut namun dia hanya tersenyum melihat reno. Akupun langsung beranjak pergi menjauh dari mereka, aku enggak mau tahu lebih dari itu.

Aku menuju kerumah anika, aku pengen curhat tapi bingung gimana caranya. Sesampai disana Anika sedang mengotak atik pacar kesayangannya (laptop). Yups ini kesempatan bagus untukku, akupun langsung mengambil alih laptopnya dan membuka microsoft word sambil mengetikkan beberapa kalimat
“Nik, gua mau curhat”
“Hua, apa-apaan ini”, anika melompat dari tempat duduknya “kenapa laptopnya minta curhat”
“Haelah nik, ini aku Tiara”
“Tiara? Kamu jadi hantu?” jawabnya setengah terkejut
“Yagitudeh” ketikku lagi
Wajah anika memutih mungkin dia ketakutan, gapapalah. Udh lama juga enggak gangguin dia, hahah.
“Enggak usah takut nik, aku bukan mau neror kamu”
“Yaudah kamu mau curhat apaan”
Akupun langsung menceritakan apa yang kudengar dari Reno, Anika pun hanya tertawa dan mengatakan “Sudah kuduga, kalian mudah ditebak sih” bukannya ngasi saran tapi dia malah belagak sok tau. Akupun langsung pamit padanya dan kembali menuju rumah sakit, mungkin ini udah saatnya aku kembali ketubuh ku. Aku jadi pengen ice cream, udah lama enggak makan sesuatu  ditambah lagi dengan wujudku seperti ini.

Sesampai disana ternyata ruanganku sudah dipenuh oleh kerabat dan teman-temanku, rasanya seperti umurku tinggal sebentar lagi. Semuanya membaca surah yassin, aku terus berusaha untuk kembali ketubuhku sambil terus berdo’a hingga akhirnya..

Aku membuka mataku, ternyata ada diruangan rumah sakit. Kejadian kemarin masih terngiang di ingatanku saat itu aku sedang dikatin bersama naila, tiba-tiba ada api dimana-mana dan semuanya gelap.

“Aku mimpi apa tadi, aneh banget. Tapi rasanya kaya kenyataan” Gumanku bingung.

 Semua yang ada disana langsung heboh dan langsung memanggil dokter
Beberapa hari kemudian kondisiku mulai membaik, dan aku boleh pulang kerumah. Alhamdulillah, Allah masih mengizinkanku untuk pulang kerumah.
Keesokan harinya teman-temanku mengajak kami makan-makan alasannya syukuran atas kesembuhanku sih, anehnya kenapa harus mereka yang repot nyiapin ginian, kenapa ngk orang tua aku aja. Tapi enggak apa-apa lumayan makan gratis.
Disaat kami sedang enak-enaknya makan, tiba-tiba reno bersuara
“Ra”
“Ya?”
“Will you marry me?”
“HAHHHHHHHHHHHH?” kami semua spontan terkejut apa-apaan dia
“Sehat ren?” tanya anika
“Yah kalau aku ngajak cewe beljilbab lebar kaya dia pacaran, bisa-bisa di ruqyah akunya” jawabnya “Gimana ra”
“Masih kelas 3 MAN ren, cari kerja dulu sono” jawabku
“Yahh” backsound kembali beraksi
“Jadi ditolak ya?” tanyanya lagi
“Tanya aja sama ayah” jawabku sambil membuang muka
“cieeeee, suit suit”
Beginilah akhir dari hari ini dan aku masih bingung dengan mimpiku pada saat itu



4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. greget ya hul ceritanya, inspirasi dari mana? cerpen kisah nyata (riwayat idup ruhul) atau cerpen darimana siiii :D

    tapi, mantap hul.. di pos aja ya di majalah GMM... jgn lupa, kami menanti kelanjutan cerpennya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk, dapat ilham dari mimpi.

      Pos aja ngk apa". Ane ikhlas kok

      Delete
    2. ruhul dlu laah yg ajuin cerpennya ke gmm :D

      Delete