Aceh..
provinsi paling barat Indonesia, tempat kelahiranku dan tempat aku di besarkan.
Banyak
hal unik yang terdapat di sana yang ngk bakal di punyai oleh daerah-daerah
lain.
1.
Masjid Raya Baiturahman
Ini dia masjid yang paling sering di kunjungin
di Aceh, masjid ini udah beberapa kali renovasi loh, sampai bentuknya udah yang
kaya sekarang ini.
2.
Labi-labi
Ini dia salah satu jenis angkot yang ada di
daerah aceh, tapi angkot ini beda banget dengan yang ada di daerah lain. Bukan semacam
bemo atau sejenisnya tapi labi-labi ini berbentuk mobil pick-up tetapi
mempunyai atapnya. Harganya pun tergolong murah, mayoritas para pelajar
menggunakan labi-labi sebagai alat transportasi untuk menuju ke sekolah.
Namun
setelah berkembang zaman yang menjadi semakin modern ini para pengguna
labi-labi jadi menurun karena sudah banyak yang mempunyai kendaraan pribadi.
3.
Makan sirih
Tradisi makan sirih ini udah di mulai dari
zaman nenek moyang dulu, di Aceh, daun sirih
yang sudah siap dikonsumsi, yang sudah diracik dengan buah pinang serta
bumbu-bumbu lainnya, banyak di jual di warung-warung tepi jalan. Harganya pun
ngk mahal, malahan kalau di buat sendiri ngk pake harga a.k.a gratis :v .
Tapi sekarang minat
orang untuk makan sirih sudah mulai menurun, Cuma orang-orang tua saja yang
masih suka makan sirih. Mungkin buat yang muda-muda ngerasa jijik kali ya. Padahal
mendingan makan sirih loh dari pada makan temen, makan sirih rasanya pahit tapi
kalau makan temen?
4.
Kopi saring
Emang sih kopi banyak terdapat di hampir
setiap daerah di Indonesia, tapi buat kopi yang satu ini benar-benar beda. Cara
pembuatannya pun mempunyai ciri khas sendiri, yaitu kopi yang udah diseduh diangkat tinggi, lalu dituangkan ke saringan,
kemudian gantian saringan diangkat tinggi, lalu cangkir tadi menadah air kopi
yang mengucur dari saringan. Begitu terus berkali-kali sampai kopi siap
dihidangkan.
Jangan heran kalau di
Aceh warkopnya lebih banyak karna bisa di bilang mayoritas masyarakatnya itu
pencinta kopi.
5.
warung makan
Kalau
di tempat lain, saat kita memasuki warung makan akan dilayani oleh pelayannya. Namun
jauh berbeda dengan yang ada di Aceh, kita
mengambil sendiri apa yang kita inginkan layaknya rumah sendiri. Bukan ngk dilayani tapi emang gitulah tradisinya. Begitu
masuk warung makan, kita ambil piring ,
nasi , dan lauk pauk sendiri, terserah kita mau mengambil berapa banyak.
Nanti kalau pengen nambah kita juga bebas ngambil sendiri. Untuk nasi dan
sayur, mau makan sedikit atau banyak harganya sama. Kecuali untuk lauk ikan,
kalau mau nambah bakal dikenai biaya per potong.
6.
Menjawab panggilan dengan menggunakan kata “TUAN”
Jika di kota/tempat lain saat di panggil
akan menjawab dengan menggunakan kata “iya” “apa” “ada apa” atau “kenapa”. Di Aceh
biasanya menggunakan kata “Tuan”. Misalnya ada seorang cewe memanggil temannya,
rina pasti si rina akan menjawab
panggilannya dengan mengucapkan “tuan”.
7.
Apapun motornya, honda namanya
Ini
fenomena dan kebiasaan yang sangat susah buat di hilangin, termasuk saya. Apapun
jenis motornya mau suzuki, yamaha, atau apalah itu tetap aja panggilannya
honda. Malahan dalam bahasa aceh itu motor digunakan untuk menyebut mobil.
moto(r)=mobil.
moto(r)=mobil.
0 comments:
Post a Comment