Saturday, January 30, 2016

Kini kusadari




   Hari ini di dominasi dengan pelajaran-pelajaran yang membosan kan, setelah pelajaran olah raga berlangsung kami akan mengikuti pelajaran biologi. Tetapi ternyata gurunya ada acara, jadinya ngk bisa masuk ke kelas.
“yukatta” gumanku “Akhirnya gua bisa istirahat”
Bagi kami, anak yang bandel di kelas. Guru yang ngk masuk itu adalah rezeki nomplok. Emang dasar bandel, ckckck. Eh.
Akupun mengobrol dengan teman-teman ku yang  sedang asik membahas tentang instagram, sebenarnya aku ngk minat sih tapi yaudahlah dari pada bengong-bengong ngk jelas mending ikutan gabung.
Beberapa menit kemudian
“Yok hul, kita pulang” ajak Rafa teman sebangku ku. Padahal saat itu jam pulang sekolah masih setengah jam lagi
Aku tak menjawab tetapi langsung beres-beres, begitulah kebiasaan ku. Hingga di cap sebagai makhluk ngk punya respon. Miris.
Tiba-tiba saat aku lagi beres-beres teman-teman ku menemukan hotspot di laptopnya. Mereka menyangka itu punya Rafa, belum tau juga gimana kebenarannya, sampe-sampe Rafa buru-buru pulang demi menjaga keamanan kuota internetnya.
Karena kelas kami di atas aku, Rafa, dan Liza  pun harus berjalan menuruni anak tangga, yaiyalah menuruni anak tangga masa terjun payung.
Sesampai di bawah kami langsung belok menuju pintu gerbang, tapi apalah daya ada piket yang menjaga di sana.
Kami pun di introgasi, hingga di vonis
“Tunggu nak ya, 15 menit lagi kok”
“What the 15 menit lagi, masih setengah jam lagi pak” gumanku. Tapi entah kenapa disana aku hanya diam saja, apa mungkin bibir aku ini habis di olesi lem.
Akhirnya aku pasrah dan mengajak Rafa dan Liza untuk jajan, aku mengira mereka akan stay di kantin. Tapi, semuanya terjadi tidak seperti yang ku pikirkan.
“Gimana caranya kita pulang za?” tanya Rafa “Coba liat pintu ke boarding yuk, mungkin kebuka”
“apa-apaan nih, mau ngerencanain apaan ni makhluk berdua” gumanku.
Kami pun menuju ke arah pintu boarding, ternyata banyak anak-anak boarding di sana, termasuk cowok  yang Rafa dan Liza pernah taksir. Kami pun bersembunyi di balik toilet.
“Rame kali wak, ngk berani lewat kalau gini model” ujar liza
“Coba tanyain dulu Za, pintunya buka ngk” jawab rafa
“ngk berani aku”
“katanya ngk ada perasaan apa-apa”
Liza Cuma nyengir kaya kuda lumping.
Rafa menatap kearah ku “Tanyain hul”
“Mana berani aku” jawab ku menolak.
Kami pun dilema antara mau balik ke kelas atau lanjutin misi setengah matang ini.
Liza pun berlari menuju ke samping kanan toilet
“Itu pintunya buka kayanya, coba liat hul”
Akupun membuka mata lebar-lebar dan menitrogasi si pintu “kayanya sih buka”
“Ayo kita kesana” ajak liza
“Tapi kalau ngk buka malu ui”
Tiba-tiba dua anak boarding lewat, liza pun berteriak untuk menanyakan pintu itu buka atau ngk. Dan ternyata buka.
Drama pun terjadi lagi, aku dan Rafa takut untuk melangkah. Kami Cuma mau nganterin liza sampai ke pintu doang.
Liza pun menggerutu “Masa kek gitu kalian, pulang jugalah”
“Tinggal 12 menit lagi hai za” Rafa yang jadi korban tipuan jam pun protes.
“Apa 12 menit lagi, jam setengah 2 kita pulang”
Akupun mulai memeluk tiang sambil berkata “Fa  gua mending nunggu bentar lagi aja, ngk berani gua kesana”
Aku dan Rafa melanjutkan drama dilema kami, sampai akhirnya kami cabut juga. Kami jalan dengan langkah cepat dan was was menuju pintu keluar, hingga akhirnya berhasil keluar dari perkarangan sekolah.


“Simbol gua” ujarku sambil menutup simbol dengan jilbab “Alah percuma juga, di celana rafa juga terpampang nyata” gerutuku  sambil menunjuk ke arah celana rafa yang menggunakan pakaian setengah-setengah.
“Buat apa nutup-nutup, orang juga tau karna udah sering liat” jawab Rafa
“okelah, gua balik dulu. Bye” ujar liza yang beranjak pergi.
Tinggal aku berdua dengan rafa yang berjalan kaki menuju ketempat kami biasa nunggu labi-labi.
“Ternyata kita bandel Fa”
“Kalau mau jadi anak patuh, sebaiknya jangan berkawan sama gua”
“emang muka gua ada tampang anak patuhnya?” gumanku.
Sekarang gua sadar ternyata cewek pun bandelnya bisa melebihi cowok
. Perjalanan kami pun diselimuti awan keheningan.
Krik..krik..


2 comments: